Oleh Farid Gaban
RINGKAS
Tulisan yang jelas umumnya bukan tulisan yang panjang lebar, melainkan justru ringkas dan terfokus. “Less is more!”
Tulisan yang ringkas memberi kesan tangkas dan penuh vitalitas; tanpa kata mubazir dalam kalimatnya dan tanpa kalimat mubazir dalam alenianya. Tulisan yang ringkas tak ubahnya seperti lukisan yang tegas (tanpa garis yang tak perlu) atau mesin yang efektif (tanpa suku cadang yang tak berfungsi).
Tulisan yang jelas dimulai dari pembuatan kalimat yang sederhana,
ringkas dan tepat makna. Kuncinya: kunyah bahan, pahami persoalan, kemudian ceritakan kembali secara sederhana.
Pilihlah satu sudut pandang:
* Dengan cermat memilih sudut pandang cerita sehingga penulis dengan mudah bisa mengelola bahan yang diperlukan untuk mengutarakan cerita itu.
* Pegang teguhlah sudut pandang cerita itu dengan menghapuskan bagian yang tidak berhubungan langsung dengan angle-nya atau pun tidak membantu mencapai sasaran.
Ketika menulis hindari kalimat majemuk yang cenderung panjang anak kalimatnya; terlebih-lebih lagi, jika kalimat majemuk itu kemudian bercucu kalimat.
Pada dasarnya setiap kalimat yang amat panjang (lebih dari 15-20 kata) bisa mengaburkan hal yang lebih pokok, mengaburkan pesan. Penulisan lead (awal) tulisan sebaiknya dibatasi hingga 13 kata. Bila lebih panjang dari itu, pembaca bisa kehilangan jejak persoalan. Apalagi bila dalam satu kalimat terlalu banyak data yang dijejalkan.
Meluruskan apa saja yang berliku-liku. Menggergaji yang bergerigi. Berperang melawan kekaburan dan segala sesuatu yang mendua. Pernytaan yang abstrak adalah racun maut bagi seorang penulis.
ORGANISASI
Mulailah sebuah tulisan secara kuat, untuk memikat pembaca
memasukinya. Jika mungkin, gunakan gaya bahasa naratif–gaya seorang pendongeng yang piawai–sebagai pendekatan dasar. Selesai menuliskan sebuah paragraf, pikirkan apa yang pembaca ingin ketahui pada alinea berikutnya
Buatlah transisi serta keterkaitan antar alenia secara mulus. Cobalah untuk selalu menjaga konsistensi tema dalam keseluruhan cerita. Dan seperti dibuka dengan kuat, tutup juga cerita dengan tegas, tanpa membiarkan kejanggalan dan ending yang melambai.
SPESIFIK
Bagian-bagian yang rumit pecahlah dalam serpihan yang mudah dicerna. Gunakan contoh: seorang untuk mewakili kelompoknya. Dengan memberikan pengkhususan, seringkali juga menghadirkan suasana dramatis dan hidup. (“Kematian 10.000 orang adalah statistik, tapi kematian satu orang
adalah tragedi,” kata Joseph Stalin).
PARALEL
Jika Anda menulis sebuah topik yang padat, gambarkan melalui ungkapan yang mudah dipahami pembaca. Strategi militer misalnya dapat diterangkan melalui formasi pertandingan olahraga, rencana keuangan perusahaan dapat digambarkan melalui rencana anggaran keluarga.*** [Source: PENA]
Terima kasih Mas Farid Gaban, pemaparan tips yang berguna buat saya…
Salam