Suami-istri itu tergopoh menyambut Farah di rumah besar itu. Wajah-wajah mereka menampakkan hal yang sama dengan perasaan Farah, bingung dan khawatir. “Mbak Farah! Syukur, syukur, Mbak ke sini!” Pekik Mbok Sarmi. Farah tidak berhenti. Kekhawatiran Mbok Sarmi dan Pak Udi mendorongnya untuk…
read moreOleh: Nafisah FB [Penulis buku, Mentor KMO kelas penulisan Skenario, http://nafiisahfb.co.cc/] Syarif gemetar. Ikatan ranting ditangannya ikut bersuara. Untung menjatuhkan kapak kecilnya ke tanah dan segera meluncurkan tubuhnya dari atas pohon ke bumi. “Lari!” teriak Untung. Tangannya meraih tangan Syarif. Ikatan ranting…
read moreby: Nafiisah FB (Mentor KMO Skenario/http://nafiisahfb.co.cc) “Jadi kapan elo bisa ke sini?” “Aku enggak tahu, Kay. Maaf. Bukannya aku enggak mau ke sana. Tapi, jadwalku emang padat banget minggu ini. Nanti, deh, aku kabarin kalau aku udah punya waktu. Ya ?” “You…
read moreOleh: Nafisah FB [Penulis buku, Mentor KMO kelas penulisan Skenario, http://nafiisahfb.co.cc/] “Wah, gimana ini, Pakde?! Masa’ yang sudah jelas nebang pohon enggak pake’ ijin bisa bebas?!” Ngatno menunjuk-nunjukkan telunjuk kanannya ke atas lembaran koran. Tangannya yang lain sedang memegang rantang plastik tempat…
read moreOleh: Nafisah FB [Penulis buku, Mentor KMO kelas penulisan Skenario, http://nafiisahfb.co.cc/] Angin malam yang berhembus semilir membuat mata Syarif sebentar menutup. Sedetik kemudian matanya membuka lalu menutup lagi. Dia terkantuk lalu terlelapĀ sekejap. Pensilnya menyusul terhempas dari tangannya. Seorang wanita berusia sekitar…
read more