Judul Buku: Khutbah Jum’at Ideologis | Penulis: Muhammad Abdurrahman al-Khatibi | Penerbit: Salammedia Press, (tanpa tahun) | Jumlah halaman: 144; 18 cm

Buku ini masih terbilang kurang bagus di beberapa bagian dalam menginformasikan hal penting dari sebuah penerbitan. Salah satunya adalah buku ini tanpa tahun penerbitan. Ini memang tak lazim. Entah dengan alasan apa, namun menurut saya adalah sebuah kekeliruan yang tampak sepele namun cukup mengganggu. Padahal, tahun terbit itu penting. Selain sebagai data dan katalog penerbitan, juga untuk memandu pihak yang berkepentingan, termasuk pembaca dalam menelusuri informasi penerbitan.

Bagaimana dengan isi buku ini? Seperti yang tertera dalam judul di covernya, isinya kental dengan Islam ideologis. Menariknya, dikemas khusus untuk penyampaian secara singkat dalam khutbah Jumat yang durasinya sekitar 15 menit. Tentu saja perlu keahlian tersendiri dalam menyusun informasi untuk ‘konsumsi’ jamaah shalat Jumat dengan ragam karakter dan tingkat pendidikan dalam mencerna pesan ideologis—yang biasanya berat—namun tetap memikat dengan waktu singkat. Ada 10 materi Khutbah Jumat dalam buku setebal 144 halaman ini. Bahasanya mudah dipahami, sederhana dalam kosa kata, tepat sasaran, fokus dan bernas (banyak isinya–yang bisa diambil manfaatnya).

Tampaknya sang penulis, Muhammad Abdurrahman al-Khatibi, yang tak lain adalah nama pena dari kawan saya sendiri sejak masa SMAKBo (Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor) tahun 1989-1993, sungguh-sungguh menghadirkan Islam ideologis untuk materi Khutbah Jumat. Kesepuluh materi khutbah tersebut adalah: Penyebab Keterpurukan Umat Islam; Perubahan Masyarakat Menuju Kebangkitan Islam; Memelihara Ketakwaan; Islam Menjamin Kemajemukan; Beriman Kepada Janji Allah; Ilmu dan Kebangkitan Umat; Mewujudkan Kesatuan Umat Islam; Pemimpin yang Adil; Bersegera Mematuhi Aturan Allah; dan Tokoh Idola.

Dilihat dari pilihan judulnya, memberikan kesan kuat bahwa pesan yang disampaikannya adalah ideologis. Hal ini dituturkan juga oleh penulisnya dalam pendahuluan buku ini: Materi-materi dalam buku ini disusun dengan mempertimbangkan dua aspek, yakni pesan dakwah ideologis dan waktu penyampaian materi. Tema-tema nuansa ideologis sengaja dipilih mengingat jarangnya materi khutbah yang berorientasi ideologi. Setidaknya yang disusun menjadi sebuah buku. Perlu dikemukakan di sini, ideologi adalah sebuah wujud kesempurnaan Islam. Akidah Islam yang mampu memancarkan sistem kehidupan. Sementara pertimbangan waktu penyampaian khutbah karena saat ini Khutbah Jumat dihadiri karyawan atau pegawai perkantoran. Jika khutbah disampaikan terlalu lama, biasanya jamaah akan merasa jenuh, atau tidak nyaman. Konsentrasi jamaah bisa terganggu mengingat ada pekerjaan atau tugas kantor yang belum rampung. Namun, jika terlalu singkat, kemungkinan besar pesan dakwah tidak tersampaikan dengan menyeluruh (hlm. 12 dan 13)

Membaca buku ini, seperti sedang mengkaji Islam ideologis dalam kemasan sederhana dan mudah dipahami. Meski singkat, namun bobot isinya sangat bermanfaat dan mencerahkan. Secara ukuran teknis pun buku ini mudah masuk ke kantong baju koko. Sehingga bila Anda kebetulan diminta menjadi khatib Khutbah Jumat dan belum menyiapkan materinya, buku ini insya Allah bisa menjadi alternatif menyampaikan khutbah Jumat. Namun tentu saja, Anda harus pandai mengemas contoh faktanya. Sebab, contoh-contoh fakta yang dihadirkan pada buku ini sangat boleh jadi tidak sesuai pada waktu yang akan datang, atau di tempat tertentu (seperti di negara selain Indonesia).

Secara khusus saya memberikan apresiasi kepada kawan saya yang menulis buku ini. Sebab, sejak masa sekolah dulu keahlian terbagusnya adalah lisan bukan tulisan. Tentu saja saya merasa surprise ketika ia dengan jujur menuliskan dalam bukunya yang dihadiahkan ke saya, bahwa saya adalah inspirasinya dalam menulis. Hmm… semoga ilmunya yang sudah dibagikan dalam buku ini barokah dan bermanfaat. Sebagai ‘bocoran’, ternyata buku ini adalah jilid 1 dari dua jilid yang hendak diterbitkan. Sehingga, koleksi materi khutbah Jumat Anda bisa bertambah banyak dan bervariasi.

Satu lagi catatan dari saya tentang buku ini, pemilihan nama pena ini sangat pas. Sebab, jika menggunakan nama aslinya, sepertinya pembaca akan sedikit ‘meragukan’ kapabilitas penulisnya karena yang disampaiakan adalah materi Khutbah Jumat. Seringkali untuk saat ini, pembaca mengidentikkan isi pesan dengan nama penulisnya. Padahal, tidak selalu bukan? Namun terlepas dari soal itu, buku ini insya Allah bisa menjadi pegangan para khatib agar khutbah Jumat yang disampaikannya, tak membosankan isi pesannya.

Salam,
O. Solihin | Instagram: @osolihin

Foto diambil dari sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *