Oleh: Arum Suprihatin Di atas sungai Seine yang mengalir tenang, waktu seakan berhenti berputar. Di dalamnya, aku adalah seorang musafir yang tersesat dan kehabisan bekal. Tenggelam dalam kepedihan di tengah keindahan Paris yang menakjubkan. Dengan menara Eiffel yang angkuh menjulang dan gemerlap…
read moreBy: Pipiet Senja Hari ke-99 di ruang isolasi sebuah rumah sakit pemerintah. Mesin pencatat detak jantung masih memperdengarkan bunyinya yang khas. Mendengung, menggaung dan memecah nuansa muram ruangan serba steril, serba putih dan serba hening. Yah, di sinilah aku berbaring dalam keadaan…
read moreBy: O. Solihin “Ba’da salam dan tahmid. Sahabat, kutulis e-mail ini sengaja untukmu seorang. Tentang kita, tentang harapan kita, tentang semua cita-cita dan doa-doa kita. Kita memang pernah membayangkan bahwa kita akan berpisah jarak. Kita pernah meramalkan bahwa kita akan mengalami masa-masa…
read moreBy: Aminah Mustari Pukul empat sore di perpustakaan. Uahhh… pegal! Sejak pagi tadi aku sudah menunggu perpustakaan ini buka. Kenapa juga pukul sembilan baru buka? Jam masuk di kampus ini kan pukul setengah delapan! Rutukku tadi pagi di depan perpustakaan. Kalau sedang…
read moreBy: Ria Fariana Brak! Buka pintu! Suara itu memecah keheningan tengah malam. Seorang pemuda berumur 20-an tahun berdiri bersandar pada daun pintu yang kokoh itu sambil meracau tak karuan. Brak brak brak! Kembali tangannya menggedor-gedor pintu yang tak kunjung terbuka. Setelah itu…
read moreBy: O. Solihin Pulang sekolah, Ogi bersiul ceria sambil menyenandungkan lagu lawas milik Male Voice; Putri Biru. Yang syairnya kayak begini, “Putri Biru kamu membuat diriku terpesona, Putri Biru kamu membuat diriku terpana..” Saking khusyuknya, sampai-sampai Ogi lupa kalau dirinya sudah berada…
read moreBy: Ria Fariana [Mentor KMO, kelas penulisan Fiksi, www.siluetsenja.com] Dear Friend, Bagaimana kabarmu beserta keluarga, keponakan-keponakanmu yang lucu, dan teman-temanmu dalam Islam? Aku harap mereka semua baik-baik saja. Dan bagaimana pula dengan ujian akhirmu? Sebagaimana yang kau tulis di suratmu yang lalu…
read moreSuami-istri itu tergopoh menyambut Farah di rumah besar itu. Wajah-wajah mereka menampakkan hal yang sama dengan perasaan Farah, bingung dan khawatir. “Mbak Farah! Syukur, syukur, Mbak ke sini!” Pekik Mbok Sarmi. Farah tidak berhenti. Kekhawatiran Mbok Sarmi dan Pak Udi mendorongnya untuk…
read more